Welcome :)

WELCOME--- SELAMAT MEMBACA--- :)

best regrads :)

thank you udah ngebaca , dll lah...
jangan lupa balik lagi yah ! :) thx ^^

Rabu, 06 Februari 2013

Akhir Penantianku


Siang itu cuaca tak begitu terik, namun juga tidak mendung. Angin kencang terus berhembus namun tetap terasa hangat  menusuk tulang. Dengan kondisi yang tidak begitu baik, aku putuskan untuk keluar, pergi melangkah mengikuti kemana kaki hendak pergi. Aku berjalan terus tak tau apa yang ku pikirkan ,tak tau apa yang hendak kulakukan, dan tak tau apa tujuanku untuk melangkah.
Tiba – tiba mataku terpaku pada sebuah taman, tidak besar taman itu, namun taman itu cukup asri, banyak orang disana, apalagi anak bayi yang sudah seharusnya seperti  anak ku, mengingat umurku sudah tak muda lagi sudah menginjak 27 tahun.
Lalu kuputuskan untuk ke taman itu karna kakipun sudah lelah melangkah, aku berjalan menuju taman itu , banyak pohon rimbun disana , banyak permainan untuk anak – anak disana, ingin sekali rasanya menghampiri mereka dan bermain bersama mereka, namun rasanya tak mungkin, aku tak kenal mereka dan mereka pun juga. Lalu ku undurkan niatku untuk menghampiri mereka, aku hanya tersenyum dan melanjutkan langkah ku menuju sebuah pohon besar yang menurutku sudah cukup tua namun tetap terawat, dedaunannya tetap terlihat begitu hijau.
Kakiku pun semakin terasa lemas, aku duduk di bawah pohon itu, terasa begitu rimbun, begitu menyejukkan hati , ingin sekali rasanya melepas semua beban dihati. Akupun bersandar dipohon itu, melihat ke atas langit terasa begitu hangat, lalu ku lihat sekelilingku, anak – anak kecil yang penuh ceria bermain, berlari, merangkak, tertawa dan bercanda. Terlihat sekali raut bahagia diwajah mereka. Sejenak aku berpikir, mengapa aku tak bisa seperti mereka? Mengapa aku tak coba untuk mencari kebahagiaanku seperti mereka? Mengapa aku hanya diam dan menunggu?
Begitu banyak pertanyaan menyerang pikiranku, pikiranku semakin kacau, badanku semakin lemas, terasa sedikit sesak didada seketika ku hentikan pikiranku sebelum ia makin membuatku kacau. Kupejamkan mataku sambil tetap bersandar dipohon besar itu, aku tersenyum mengingat masa laluku, begitu manis, begitu indah, namun harus hilang begitu saja. Tanpa sadar ingin rasanya kau menangis, namun ku hentikan, kurasa sudah cukup , sudah terlalu banyak air mata mengalir, ku hentikan kembali pikiranku sebelum ia makin liar mengulang masa lalu ku.
Ku buka mataku, aku tersentak kaget, seorang anak kecil tengah duduk dibawah pohon yang sama denganku, tepat dan sama persis disampingku, ia rapih dengan wangi khas seorang anak kecil, tampan, lucu dan cukup menggemaskanku. Namun, dia sendirian disampingku, tanpa orang tua nya ataupun temannya ataupun pengasuhnya, apakah ia datang seorang diri ke taman ini? Apakah ia tersesat? Namun kurasa tak mungkin.
Seketika suaranya yang begitu halus mengagetkanku, ia memanggilku, ia mengajakku bicara, sungguh senang rasanya... aku tercengang saat dia bertanya padaku “Tante, sedang apa Tante disini?” aku menjawabnya dengan senyuman, ia membalas senyumku, sungguh menggemaskan anak itu. Dan akupun menjawab “Ya sayang, siapa namamu? lalu sedang apa kamu disini? Kamu seorang diri?” anak itu pun menjawab “namaku Daren, aku tidak sendiri, ada mama dan papa disana”  dan ternyata semua yang kupikirkan salah, ia tak seorang diri ia menunjuk ke suatu arah dimana dapat kulihat terdapat ayah dan ibunya disana.
Mataku terpaku pada wanita dan pria disana, sepertinya aku mengenal mereka, namun aku sedikit merasa ragu, ku pandangi mereka berdua terus menerus dan akupun ingat!! Mereka adalah temanku semasa aku menduduki bangku kuliah, aku mengenal mereka, Ida dan Rendy , aku tak begitu akrab dengan mereka, namun setidaknya aku pernah menduduki bangku kuliah bersama mereka selama 1 semester , memang singkat namun kami cukup saling kenal dan saling menyapa bila bertemu.
Aku berdiri, menggandeng Daren dan menghampiri mereka. Ya , tak salah lagi, mereka Ida dan Rendy, kami banyak berbincang, mereka menikah 5 tahun yang lalu setelah mereka di wisuda, ketika mereka berumur 23 tahun, mereka meminta maaf karna tak mengundangku, dan memang bukan salah mereka, karna aku segera pergi dari Indonesia setelah menyelesaikan perkuliahanku, aku memilih untuk menyingkir ke negri orang lain setelah lulus saat itu. Tak lama aku di Singapure hanya 3 tahun, saat itu aku masih berumur 22 tahun. Aku pergi tanpa memberi kabar pada siapapun kecuali keluargaku dan kedua sahabat baikku Melisa dan Brenda.
Bukan salah Ida dan Rendy bila aku tak ada dalam daftar tamu pernikahan mereka, karna aku yang meminta Melisa dan Brenda untuk menyembunyikan keberadaanku pada siapapun. Aku pergi dengan kepahitan saat itu, aku pergi dengan luka saat itu, namun 3 tahun berlalu, aku tetap kembali dengan kepahitan, setidaknya tak bertambah parah dibandingkan dahulu.
Banyak berbincang dengan Ida dan Rendy akhirnya mereka pun pamit karna waktupun sudah senja, dan akupun mempersilahkan mereka. Akupun kembali ke bawah pohon itu, kembali bersandar, memejamkan mataku lagi. Mataku terbuka, aku dikagetkan oleh daun yang jatuh tepat diwajahku, awalnya ku kira anak kecil yang iseng sedang bermain, ternyata bukan, hanya sehelai daun yang tertiup angin dan jatuh mengenaiku, sejenak aku terdiam, larut dalam lamunanku sambil tetap memegang daun itu, dan lagi – lagi aku tersadar dari lamunanku karna suara petir yang sangat keras dan aku sangat takut akan petir sejak kecil. Aku menarik napas dalam – dalam dan melepaskannya, ingin bangkit dan beranjak pulang, namun rasanya lebih tentram disini, seketika mataku menatap ke seberang taman sana, aku tak dapat berkata apa – apa, air mata yang telah lama ku tahan akhirnya tumpah juga, aku tak mampu lagi menahan air mata itu, ya , aku menangis , sesosok pria yang sudah sangat lama tak ku jumpa, sesosok pria yang selalu mengusik pikiranku, sesosok pria yang membuatku pergi, membuatku takut, dan membuatku menyendiri, Kevin sesosok pria yang selalu ku rindukan dan aku tak tau sejak kapan ia disana, apakah ia memperhatikanku sejak tadi ataukah ia baru datang.
Ia masa laluku yang dulu hendak kujadikan masa depanku namun harus kulupakan karna terlalu banyak kesalahpahaman yang terjadi diantara kita, ia masa laluku yang sudah sangat lama ku kubur. Kini dia hadir, berdiri tegap di sebrang sana, menatapku. Aku diam , seluruh tubuhku terasa sanget lemah, aku kembali bersandar, tak mampu untuk berdiri.
Dia datang ! ya, dia datang, menujuku, menghampiriku. Tak tau apa yang harus kurasakan, aku tetap menangis, menumpahkan apa yang kutahan selama bertahun-tahun lamanya. Hujan pun turun , sangat lebat , disertai dengan petir yang begitu keras dan angin yang begitu kencang, aku menutup mataku dan memeluk kakiku , aku takut, aku tak tau lagi apa yang terjadi. Ada yang memelukku , aku membuka sedikit mataku, Kevin, Kevin memelukku, ia tahu persis aku kedinginan, ia tahu persis aku merasa takut, ia memelukku erat, bahkan sangat erat,aku diam, antara percaya dan tidak.
“aku mencarimu, jangan pergi lagi, mengapa harus pergi tanpa kabar apapun, aku merindukanmu” terasa begitu menampar ketika mendengar ia berkata demikian, aku memeluknya erat, “aku takkan pergi lagi, sungguh membuang waktuku untuk pergi dan berharap bisa melupakanmu” hanya itu yang bisa ku katakan saat itu. Mulai saat itu tidak ada lagi kepahitan dalam hidupku , terutama hidup kami. Kami pun memutuskan untuk menikah tahun depan dengan segala persiapan yang ada, dan kami hidup bahagia sejak saat itu, sampai akhirnya kami dipisahkan olehNya dan dipertemukan kembali diatas sana JJJ.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar